TEXT AND PHOTOGRAPHS I AYU WIJAYA SARI
Perayaan Ceng Beng atau ziarah ke kuburan leluhur oleh warga Tionghua biasanya dilaksanakan setiap tanggal 4 April dan merupakan sebuah perayaan penting dalam kebudayaan Tiongkok yang memegang teguh penghormatan terhadap leluhur. Tetapi menurut kebiasaan orang Tionghoa di Kalimantan Barat, Ceng Beng biasanya dilaksanakan dua minggu sebelum tanggal 4 April. Kali ini saya mengikuti Ceng Beng di kota kelahiran ibu saya , Sambas. Kegiatan Ceng Beng di kota Sambas sedikit berbeda dengan kota-kota lain di Kalimantan Barat. Bila di Pontianak Ceng Beng dilakukan saat matahari mulai terbit, di Sambas Ceng Beng justru dilaksanakan pada subuh saat langit masih gelap. Para keluarga harus tiba di kuburan leluhur mereka hari masih gelap. Ketika kami tiba di area kuburan, terlihat banyak orang yang menyalakan lilin dan menancapkannya di sekeliling kuburan untuk menandakan jalan bagi arwah leluhur yang disembahyangi. Banyaknya lilin yang menyala di area kuburan menyajikan pemandangan yang unik dan indah, sehingga meninggalkan perasaan seram dan kelam yang biasanya timbul ketika berada di kuburan.
Read the English version in think archipelago V6 May 2014. Go to subscribe.
Uang kertas, pakaian dan perlengkapan sehari-hari adalah simbol persembahan yang wajib dibakar pada saat Ceng Beng. Foto ini menunjukkan harapan dan keinginan seorang anak untuk tetap memberikan yang terbaik bagi orangtuanya yang telah meninggal.