Langkah bangun fondasi keuangan dari George S. Clason
ASPI financial advisor Agus Chang, B.Sc, MPM, merangkum intisari buku pilihan think archipelago minggu ini The Richest Man in Babylon karya George S. Clason ke dalam lima poin pembelajaran.
ASPI financial advisor Agus Chang, B.Sc, MPM, merangkum intisari buku pilihan think archipelago minggu ini The Richest Man in Babylon karya George S. Clason ke dalam lima poin pembelajaran.
Artikel ini merangkum bagaimana sebuah percobaan sederhana bisa menggambarkan perilaku keuangan seseorang berdasarkan teori yang pertama kali digagas oleh Walter Mischel, seorang dosen psikologi sosial dan teori kepribadian di Universitas Stanford pada tahun 1972.
Salah satu fondasi dalam kecerdasan keuangan adalah kemampuan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dalam tingkat ekstrim akan membahayakan keberlangsungan hidup. Sedangkan keinginan, ekstrimnya, jika tidak terpenuhi pun tidak membahayakan.
Menyisihkan uang untuk tujuan menabung/investasi butuh disiplin. Banyak orang yang mendengar kata disiplin sudah merasa malas dan menarik diri. Sebab disiplin juga erat dengan hal yang tidak menyenangkan untuk dilakukan. Asosiasi antara disiplin dan hal yang tidak menyenangkan inilah yang perlu diubah.
Perilaku keuangan di masyarakat saat ini cenderung tidak melakukan pencatatan pengeluaran rutin mereka. Alasannya dari yang sangat sederhana seperti malas, rumit, hingga anggapan bahwa jika dicatat malah membuat mereka merasa tidak nyaman, cemas dan terbebani.
Mengutip Warren Buffett, “Risiko datang dari ketidaktahuan kita tentang apa yang kita lakukan”. Jadi, suka maupun tidak suka, pergeseran ini menuntut kita untuk belajar.
Faktor penting pertimbangan menabung/berinvestasi adalah membentuk pola pikir, kemudian membangun hasil. Hasil yang dimaksud ada 2. Pertama, pengembangan diri dengan terbentuknya pola pikir. Kedua, pengembangan uang yang ditabung. Pembentukan pola pikir sebelumnya sudah dibahas di artikel Relevansi Menabung di Era 4.0. Pokok bahasan ini berfokus pada bagaimana memaksimalkan pengembangan uang yang ditabung.
Bagaimana prinsip menabung yang benar di era 4.0 sekarang? Apakah masih tepat untuk menabung atau langsung berinvestasi? Semoga dengan tulisan sederhana ini Anda bisa mendapatkan gambarannya. Selamat membaca.
Topik ini meninjau ulang pola pikir dasar dari manusia mengenai keuangan yang selama ini populer dianut, sehingga diyakini benar. Apa/siapa…
Yang menjamin besar uang yang dialokasikan untuk menabung adalah gaya hidup, bukan besarnya uang yang Anda terima. Banyak di antara kita ketika mendapatkan kenaikan penghasilan, yang pertama ditonjolkan adalah gaya hidup, sehingga akhirnya uang yang dapat disisihkan sebelum dan setelah pendapatan kita naik, sama, atau malah berkurang.